Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
baik secara individu, kelompok, maupun dalam organisasi. Komunikasi
dalam organisasi memiliki kompleksitas yang tinggi, yaitu bagaimana
menyampaikan informasi dan menerima informasi merupakan hal yang tidak
mudah, dan menjadi tantangan dalam proses komunikasinya. Dalam
komunikasi organisasi, aliran informasi merupakan proses yang rumit,
karena melibatkan seluruh bagian yang ada dalam organisasi.
Informasi
tidak hanya mengalir dari atas ke bawah, tetapi juga sebaliknya dari
bawah ke atas dan juga mengalir diantara sesama karyawan. Untuk
membentuk kerjasama yang baik antara organisasi dan para anggota, maka
dibutuhkan bentuk hubungan serta komunikasi yang baik antara para
anggota organisasi. Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi.
Apabila tidak ada komunikasi, koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan.
Komunikasi dalam organisasi merupakan bentuk interaksi pertukaran pesan
antar anggota organisasi, baik komunikasi secara verbal maupun non
verbal. Dalam fungsi public relations terdapat berbagai macam bentuk hubungan yang dapat dilakukan. Diantaranya yang umum dilakukan adalah, community relations, government relations, consumer relations, investor relations, media relations dan employee relations. Semua bentuk hubungan-hubungan tersebut diatur oleh public relations, dengan tujuan untuk mencapai pengertian publik (public understanding), kepercayaan publik (public confidence), dukungan publik (public support), dan kerjasama publik (public cooperation).1 Salah satu bentuk hubungan dalam public relations yang mengatur hubungan antara perusahaan dan para karyawannya adalah employee relations. Employee relations dilakukan
antara lain adalah untuk menciptakan bentuk hubungan atau komunikasi
dua arah yang baik antara pihak manajemen dengan para karyawannya dalam
upaya membina kerjasama dan hubungan yang harmonis di antara keduanya.
Dengan kata lain, employee relations bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding), kerjasama (relationship) serta loyalitas diantara pihak manajemen dengan para karyawannya. Aktivitas employee relations yang
berlangsung dalam organisasi akan berdampak langsung terhadap iklim
komunikasi dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi yang di dalamnya
terdapat komunikasi yang merupakan hasil dari persepsi karyawan terhadap
kegiatan komunikasi yang berlangsung di dalam perusahaan. Dengan
demikian apabila karyawan mempersepsikan bahwa aktivitas employee relations yang berlangsung dalam organisasi tidak menciptakan iklim komunikasi dalam
kondisi yang baik di dalam organisasi, tentunya hal tersebut dapat memberikan 1 S.K. Bonar, Hubungan Masyarakat Modern, Rieka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 55
pengaruh
terhadap perilaku dan partisipasi karyawan dalam perusahaan. Sehingga
hal tersebut mempengaruhi usaha organisasi dalam mencapai
tujuan-tujuannya. Iklim komunikasi tertentu memberi pedoman bagi
keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh
karyawan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk
mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam
berkerja, untuk mendukung para rekan sekerja lainnya untuk melaksanakan
tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif
organisasi, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Kegiatan employee relations bertujuan
untuk mencipatakan iklim komunikasi yang dapat membantu mencapai tujuan
perusahaan, yaitu iklim komunikasi yang dapat berkembang dengan baik,
iklim komunikasi yang dapat meningkatkan saling keterbukaan dan hubungan
baik antara pihak manajemen dan setiap karyawan, iklim komunikasi yang
berorientasi pada kepentingan karyawan, dan dapat membangkitkan
minat
dan semangat kerja yang mengarahkan pada produktivitas kerja karyawan.
Pembahasan mengenai iklim komunikasi maka tidak lepas dari kepuasan
komunikasi yang merupakan hasil dari iklim organisasi yang terdapat
dalam organisasi. Kepuasan komunikasi ini cenderung menyoroti tingkat
kepuasan individu dalam
lingkungan komunikasinya. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa iklim
komunikasi
tertentu memiliki pengaruh terhadap keputusan dan perilaku karyawan di
dalam organisasinya. Maka setiap organisasi harus dapat melakukan
kegiatan employee relations yang dapat menciptakan kepuasan komunikasi karyawan.
Menurut
McNamara, keterampilan mengelola rapat merupakan perjalanan menuju
komunikasi yang efektif yang merupakan salah satu prinsip–prinsip pokok
komunikasi
informal organisasi.2 Pertemuan-pertemuan dinas yang melibatkan para
staff dan pegawai, baik itu yang diselenggarakan di markas besar maupun
di kantor- kantor cabang, dan juga konferensi tingkat nasional,
merupakan acara berkumpul yang bermanfaat untuk menggalang kebersamaan
dan keakraban, sekaligus untuk menciptakan hubungan yang baik antara
pihak manajemen dengan para pegawai. Dalam acara-acara tersebut,
berlangsung suatu bentuk komunikasi yang paling efisien, yakni
komunikasi tatap muka.3
Berdasarkan
pendapat-pendapat tersebut, maka kegiatan yang dapat mempertemukan
antara karyawan dengan atasannya adalah salah satu bentuk aktivitas employee relations yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Salah satu bentuk employee relations adalah pertemuan rutin antara karyawan dengan atasanya seperti regular meeting. Regular meeting merupakan bentuk dari employee relations yang
dilakukan perusahaan untuk membentuk iklim komunikasi yang positif
dengan memelihara hubungan yang harmonis antara perusahaan atau pihak
manajemen dengan para
karyawannya. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan kegiatan employee relations dalam bentuk regular meeting terhadap kepuasan komunikasi karyawan.