"Demi
masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati untuk kebenaran dan
saling menasihati untuk kesabaran." (QS Al-Asher [103]: 1-3).
Saudaraku,
ada banyak hal yang bisa kita lakukan dalam hidup ini. Karena begitu banyaknya,
kita tak akan mungkin bisa mengerjakan semuanya. Karena itu, mampu menentukan
skala prioritas dalam hidup menjadi sebuah keniscayaan.
Sebenarnya,
keterampilan membuat skala prioritas, termasuk satu dari empat syarat menjadi
pemimpin efektif. Empat syarat tersebut adalah: memiliki visi dan tujuan hidup
(dunia akhirat), terampil membuat prioritas, mampu menggali dan mensinergikan
potensi, dan mampu memotivasi orang lain.
Pertanyaan
sekarang, hal-hal apa saja yang harus kita prioritas dalam hidup? Dengan kata
lain, apa target terpenting dalam hidup kita? Pertama, memiliki iman yang
kokoh. Iman adalah fondasi. Iman adalah keberuntungan. Iman adalah kunci
kebahagiaan dan keselamatan. Tanpa iman, tidak berarti semua yang kita miliki.
Tanpa iman tidak akan pernah kita mendapatkan keberuntungan, kebahagiaan, dan
keselamatan yang hakiki.
Allah SWT
berfirman, "Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati
untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (QS Al-Asher
[103]: 1-3).
Agar iman
kuat, maka kita harus memupuknya dengan ilmu dan amal. Semakin luas ilmu,
semakin ikhlas amal, insya Allah akan semakin kuat pula iman kita.
Prioritas
kedua adalah sehat. Tanpa sehat, iman yang kita miliki tidak akan maksimal.
Sakit adalah cost, beban, dan pengeluaran. Makna sehat di sini tentunya tidak
sekadar fisik saja, tapi juga pikiran. Maka, kita harus maksimalkan diri
menjaga dua anugerah Allah ini (fisik dan pikiran).
Ada tujuh
komponen yang akan menentukan kesehatan fisik kita, yaitu: (1) udara yang
bersih, maka hindarkan radikal bebas dalam tubuh akibat udara kotor; (2)
makanan seimbang dengan memenuhi kriteria halal dan thayyib; (3) cukup
minum, standarnya dua liter atau tujuh gelas sehari. Ideal pula bila disertai
suplemen berupa madu, teh hijau atau hitam, sayuran, dan buah-buahan; (4)
olahraga teratur, minimal tiga kali seminggu. Olahraga akan membentuk
pertahanan tubuh yang bagus; (5) istirahat yang cukup. Rasulullah SAW
mencontohkan tidur bada Isya dan bangun di sepertiga malam terakhir. Tidur yang
cukup akan membuat regenerasi sel dalam tubuh berjalan baik; (6) tidak stres,
sebab stres dapat memperlemah tubuh sehingga rentan terhadap penyakit; (7)
memperbaiki kualitas ibadah, khususnya shalat malam dan shaum.
Untuk
menjaga kesehatan pikiran, perbanyaklah membaca buku, berpikir positif, hindari
buruk sangka, berani memaafkan, dan selalu melihat sisi baik dari setiap
kejadian. Intinya, perbanyak input positif dan meminimalisasi input negatif.
Prioritas
ketiga adalah akur. Sangat sulit menikmati hidup bila kita memiliki banyak
musuh, walau pun kita beriman dan sehat. Kapan pun dan di mana pun, konflik
tidak membawa apapun, kecuali: (1) rasa tidak nyaman; (2) terputusnya
silaturahmi; (3) menimbulkan dengki; dan (4) kontraproduktif karena akan saling
merusak.
Ada lima cara agar kita akur
dengan sesama, yaitu: (1) siap berbeda pendapat; (2) terlatih dengan kondisi
tidak ideal; (3) jangan mudah tersinggung; (4) jangan percaya pada orang yang
selalu menjelek-jelekkan orang lain; (5) jangan menuntut orang lain untuk akur,
tapi awali dari diri sendiri untuk menjadi pelopor dalam akur dan kebaikan. Wallahu
a'lam bish-shawab.