“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan balasan yang baik
bagi suamiku. Setiap kali ia mengucapkan kata-kata yang bernada kesal
pada ibunya yang telah lanjut usia, atau merasakan ada sikap kurang
berkenan, atau ia merasa hubunganku dengan ibunya merenggang, ia berdiam
diri, tidak bicara dan tidak pula berbuat sesuatu yang sekiranya
melukai perasaanku atau berbuat durhaka.
Ia mengajakku meninggalkan rumah, dan pergi ke pasar. Suamiku berkata,
“Kita akan membeli hadiah untuk seorang wanita yang kau kenal dengan
baik. Aku minta engkau memilihnya!” Aku mendesaknya untuk mengatakan
siapa wanita itu, tetapi ia menolak dan menyerahkan yang sebanyak 5000
riyal dan memintaku untuk membeli perhiasan emas.
Ketika tiba di rumah aku bertanya kembali, siapa wanita yang dimaksud
suamiku. Suamiku berkata, “Ibuku!” Aku merasa risih dan hanya terdiam,
tetapi dalam hati aku berkata, “Selama uang itu milik suamiku, mengapa
aku mesti tidak ingin berbuat baik, padahal aku tidak kehilangan
apa-apa!
” Aku duduk di hadapan ibu mertuaku dan kukatakan kepadanya, “Bu, ini
ada bingkisan ala kadarnya dari kami untuk ibu, barangkali selama ini
kami tidak sepenuhnya memperhatikan ibu atau kami telah berbuat khilaf
kepada ibu.” Ibu mertuaku berkata, “Aku tidak menginginkan apa-apa dari
kalian. Selama kalian berdua baik saja, aku sudah merasa senang.”
Aku membukakan bingkisan dan ketika ia melihat isinya ibu mertuaku
meneteskan airmata di pipinya. Aku bersimpuh, memeluk erat kedua kaki
ibu mertuaku dan menciumnya. Aku menangis dan dalam tangisku aku merasa
ia tidak berbeda dari ibu kandungku yang meninggal saat aku masih kecil.
Keadaan kami di rumah berubah membaik berkat karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berkat sikap suamiku; keikhlasan dan kebaikannya.”
Bergaul dengan ibu membutuhkan kepiawaian, seni dan kecerdasan. Katakan
kepada istri Anda, “Suamimu adalah jalan yang akan mengantarkanmu ke
surga, dan ibuku adalah jalanku menggapai surga, maka taatlah pada
suamimu agar masuk surga, dan bantulah aku untuk taat kepada ibuku agar
kita bersama-sama menjadi penghuni surga.
” Berilah pengertian kepada istri bahwa di sana banyak hal-hal yang
terlihat sepele namun mempunyai makna yang besar bagi ibumu!”Sebagai
contoh, saat naik mobil, apa alasan Anda tidak mendudukan ibu di samping
Anda di jok depan, tetapi Anda mendudukannya di belakang?! Tidakkah
Anda menyadari, tindakan itu dapat menyinggung perasaan ibu?
Tidakkah Anda menyadari, ibu adalah seorang wanita yang mempunyai rasa
cemburu? Apakah selama ini Anda hanya tahu bahwa rasa cemburu itu hanya
ada dalam kehidupan suami-istri semata? Bukankah sudah kami katakan,
dalam pandangan Anda bisa jadi hal itu amat sepel, tetapi bagi ibu Anda,
hal itu mempunyai makna yang besar.
Jika suatu waktu Anda membawakan bingkisan, maka jangan mengistimewakan
istri dengan memberinya hadiah yang berharga, sedang ibu Anda diberi
hadiah yang sama dengan hadiah yang diberikan pada pembantu. Beri
kesempatan kepada ibu Anda untuk memilih bingkisan yang ia inginkan,
atau paling tidak berikan bingkisan yang sama nilainya. Upayakan bersama
dengan istri bahwa bingkisan itu diistimewakan untuk ibu. Anda akan
membuktikan bahwa ibumu tidak tamak dengan bingkisan yang Anda berikan
dan ia akan sangat memuji sikapmu itu!